Monday, July 3, 2006

[Celoteh] Jatuh Lagi

Pagi ini, ketika aku sedang bersalin pakaian..



Dug! Disahut dengan tangisan keras dari Hilmi, anak sulung kami.
Rupanya ia terjatuh dari tempat tidur saat sedang menggeliat. Soalnya
dia punya kebiasaan buruk sih, kalau tidur tak bisa jauh dari kipas
angin. Maka, ketika membangunkannya dari tidur pun cukup mudah, matikan
saja kipas angin dan dia pun pasti terbangun. Begitu pula pagi ini,
mungkin ketika aku mandi bundanya Hilmi sengaja mematikan kipas angin.
Kuhampiri ia segera, istriku pun berlari mendengar tangisannya. Benjol
kepalanya sebesar telur puyuh di sebelah kiri.



Khawatir? Tentu, karena ini sudah kesekian kalinya Hilmi terbentur di kepala. Geli? Agak sih...

Walau berbagai benturan tersebut membuat kami was was, alhamdulillah
berkat izinnya Hilmi tumbuh menjadi anak yang cerdas. Ia mudah mencerna
kejadian yang ada di sekitarnya. Respon verbal dan motoriknya pun cukup
maju bagi anak seusianya. Kekurangannya satu, daya konsentrasi yang
rendah. Tapi insya Allah kami terus mengupayakan untuk melatihnya.



Terkadang kami heran juga, mengapa ia bisa tumbuh dengan daya kritis
yang cukup besar. Padahal sejak kecil Hilmi adalah anak yang sulit
makan (picky eater). Keengganan Hilmi untuk makan terkadang bertahan
hingga dua hari. Akibat sampingan dari kebiasaannya itu, sembelit
menjadi penyakit langganan, dan microlax menjadi obat yang harus selalu
tercantum dalam daftar belanja kami. Sebagaimana anak lain yang sulit
makan, Hilmi pun sering sakit. Bak terjadwal tetap, penyakit datang
secara berkala. Wajar bukan? Tak mau makan, daya tahan tubuh rendah,
maka tubuh rentan terserang penyakit. Walau begitu, tetap saja Hilmi
tumbuh sebagai anak yang aktif bergerak, penuh celoteh, dan rajin
bertanya pada ayah bundanya.



Alhamdulillah, sekitar 3 bulan ini selera makannya membaik. Awalnya
kami mencoba memberikan Pediasure agar gizinya membaik. Lama kelamaan
selera makannya pun normal, tak lagi sesulit dulu.



Terkadang timbul keinginan untuk membawa Hilmi melakukan pemeriksaan
otak (CT-scan). Namun biaya CT-scan di Balikpapan ternyata cukup tinggi
dibanding ketika kami di Jakarta atau Malang dulu. Kami tak ingin
kejadian demi kejadian yang dia alami menganggu kesehatannya kelak.
Sejauh ini, berdasar pengamatan perilaku dan fisik alhamdulillah Hilmi
masih sehat. Tidak ada keluhan sering pusing, atau muntah, atau sering
marah tanpa sebab. Moga Allah tetap memberi kesehatan padanya.

No comments:

Post a Comment