Wednesday, July 9, 2008

Diary Banjir (Jilid 3)




Banjir jilid 2, Sabtu lalu masih meninggalkan bekas. Lalu datanglah hari ini, Rabu, 9 Juli 2008.

Sejak sebelum subuh hujan teramat deras. Ketika hari mulai terang, aliran air di halaman rumah sudah bak sungai. Rumput yang biasanya masih terlihat sudah tergenang air.

Berangkat ke kantor pukul 08.00, sengaja agak siang karena hujan amat deras sejak dini hari baru berhenti pada jam itu. Daerah dekat sungai mulai tergenang. Dari kantor terus memonitor keadaan via telepon, sekitar jam 10 mendapat kabar bahwa rumah-rumah di seberang rumah Bapak-Ibu sudah rata dengan air.

Ternyata air naik dengan cepat, jam 11 Hilmi mengabarkan via telepon bahwa rumah Bapak sudah kemasukan air. Tak lama setelah telepon ditutup, Bunda juga mengabarkan hal yang sama. "Yah, air sudah masuk ke rumah Ibu. Ini sudah mulai angkat-angkat barang!" katanya.

Bergegas Ayah pulang ke rumah. Padahal saat itu hujan sudah berhenti, tapi di daerah Damai air masih naik. Dari Jln. Pupuk melihat ke bawah, daerah Jl. Mufakat sudah terendam. Bahkan ada rumah yang hanya terlihat atapnya saja.

Di rumah, guru-guru SA Bpn masih menyiapkan bahan ajar. Hanif-Hisyam juga ada di situ. Alhamdulillah karena agak tinggi insya Allah rumah tidak kebanjiran. Tapi di rumah Bapak, tetangga sudah mulai berdatangan membantu mengangkat barang-barang ke lapangan.

Banjir kali ini benar-benar besar. Rumah Bapak biasanya tidak pernah kemasukan air, paling tinggi hanya mendekati teras saja. Kali ini jalan Penegak benar-benar terendam air.

Kalau dulu Pemkot berdalih bahwa pemukiman liar di sepanjang sungai yang menyebabkan banjir, entah apa dalihnya kali ini. Padahal sudah jelas bahwa pengupasan lahan di sekitar Balikpapan Baru membuat hutan lebat jadi hilang. Belum lagi superblock yang dibangun di atas hutan mangrove. Mirisnya, Selasa lalu hutan di belakang rumahku juga mulai ditebangi. Entah mau dibangun apa oleh pemilik tanah :(

Kalau ini terus berlanjut, mungkin jilid 4 segera menyusul...

5 comments:

  1. sedih sekali ....apalagi sedang ada event nasional di sana ya

    ReplyDelete
  2. Cuaca Balikpapan memang sulit diterka nih. Tapi walau begitu, 3 kali banjir besar dalam 19 hari sih keterlaluan. Makanya Pemkot lagi jadi sorotan nih.

    ReplyDelete
  3. Bener, yah. Sangat mengesankan eh mengenaskan sekali, rumah saya yang gak pernah kebanjiran, waktu hujan lebat belakangan ini, mulai kemasukan air, lumpur plus seabrek sampah.:(
    we need to do something or manything nih. Gak bisa dibiarin!

    ReplyDelete
  4. Kolom opini di koran lokal udah dihilangkan sih. Jadi gak bisa kirim tulisan ke situ lagi. Padahal aku mau nembak ke BSB tuh. Masa muara sungai yang jelas-jelas hutan bakau diurug buat jadi mall?!

    ReplyDelete