Monday, July 28, 2008

Sekolah Alam Balikpapan


http://www.sekolahalambalikpapan.net
Blog Sekolah Alam Balikpapan. Ada juga yang di wordpress tapi untuk uploadnya lambat sekali dari Balikpapan. Akhrinya pilihan kembali lagi ke Multiply.

Wednesday, July 9, 2008

Amandel Hilmi

Setelah lama tertunda, akhirnya amandel Hilmi akan dioperasi. Sebenarnya sudah sejak April lalu dokter menyarankan untuk operasi, tetapi karena kondisi Hilmi yang masih sering sakit dan belum siap secara mental, maka operasinya ditunda.

Kali ini, Hilmi sendiri yang meminta amandelnya untuk diperiksa. Sejauh ini, alhamdulillah cukup tabah. Kemarin, di sela-sela banjir kami mengantarkan Hilmi ke RS Pertamina Balikpapan. Hasil tes lab dan x-ray bagus, sehingga Hilmi bisa langsung dioperasi. Tapi karena asuransi dari kantor di Jakarta belum bisa dihubungi jadi kami masih menunggu.

Kenapa asuransi kantor belum bisa dihubungi? Soalnya saluran Telkom dan Flexi se-Balikpapan mati! Katanya sih Kandatel Telkom kemarin sempat kemasukan air. Hingga saat ini telepon Flexi kami walaupun ada sinyal tetap tidak bisa dipakai untuk menelepon. Belum pernah banjir di Balikpapan jadi separah ini

Semuanya, doakan operasi Hilmi lancar ya...!

Diary Banjir (Jilid 3)




Banjir jilid 2, Sabtu lalu masih meninggalkan bekas. Lalu datanglah hari ini, Rabu, 9 Juli 2008.

Sejak sebelum subuh hujan teramat deras. Ketika hari mulai terang, aliran air di halaman rumah sudah bak sungai. Rumput yang biasanya masih terlihat sudah tergenang air.

Berangkat ke kantor pukul 08.00, sengaja agak siang karena hujan amat deras sejak dini hari baru berhenti pada jam itu. Daerah dekat sungai mulai tergenang. Dari kantor terus memonitor keadaan via telepon, sekitar jam 10 mendapat kabar bahwa rumah-rumah di seberang rumah Bapak-Ibu sudah rata dengan air.

Ternyata air naik dengan cepat, jam 11 Hilmi mengabarkan via telepon bahwa rumah Bapak sudah kemasukan air. Tak lama setelah telepon ditutup, Bunda juga mengabarkan hal yang sama. "Yah, air sudah masuk ke rumah Ibu. Ini sudah mulai angkat-angkat barang!" katanya.

Bergegas Ayah pulang ke rumah. Padahal saat itu hujan sudah berhenti, tapi di daerah Damai air masih naik. Dari Jln. Pupuk melihat ke bawah, daerah Jl. Mufakat sudah terendam. Bahkan ada rumah yang hanya terlihat atapnya saja.

Di rumah, guru-guru SA Bpn masih menyiapkan bahan ajar. Hanif-Hisyam juga ada di situ. Alhamdulillah karena agak tinggi insya Allah rumah tidak kebanjiran. Tapi di rumah Bapak, tetangga sudah mulai berdatangan membantu mengangkat barang-barang ke lapangan.

Banjir kali ini benar-benar besar. Rumah Bapak biasanya tidak pernah kemasukan air, paling tinggi hanya mendekati teras saja. Kali ini jalan Penegak benar-benar terendam air.

Kalau dulu Pemkot berdalih bahwa pemukiman liar di sepanjang sungai yang menyebabkan banjir, entah apa dalihnya kali ini. Padahal sudah jelas bahwa pengupasan lahan di sekitar Balikpapan Baru membuat hutan lebat jadi hilang. Belum lagi superblock yang dibangun di atas hutan mangrove. Mirisnya, Selasa lalu hutan di belakang rumahku juga mulai ditebangi. Entah mau dibangun apa oleh pemilik tanah :(

Kalau ini terus berlanjut, mungkin jilid 4 segera menyusul...

Tuesday, July 8, 2008

Banjir Ketiga dalam Satu Bulan!

Sabtu lalu banjir, sekarang banjir lagi 

Kombinasinya tetap sama, hujan deras sejak dini hari dipadu dengan pasang laut yang tinggi. Walhasil, banjir!

Ketika berangkat kerja tadi lihat rumah-rumah tetangga yang dekat sungai sudah tergenang air. Kasihan. Baru saja pulih dari banjir Sabtu lalu sekarang mereka harus angkat-angkat barang lagi. Padahal banjir Sabtu lalu cukup tinggi, lebih tinggi dari 2 minggu yang lalu. Makanya daerah genangannya juga luas. Nggak hanya kelurahan Damai. Sepinggan, Manggar, Gn. Samarinda, Batu Ampar juga kena. Rumah bapak-ibu yang dua blok di depan kami juga hampir kena. Airnya sudah hampir rata dengan teras.

Sekian laporan kami, nantikan berita selanjutnya dari kami.